Sekolah Kenya memaksa siswi Muslim menghadiri kebaktian gereja

Beberapa tokoh Muslim di Kenya sudah menyuarakan kemarahan atas ada laporan yang mengungkap bahwa beberapa siswi Muslim di suatu sekolah tinggi keputrian di Mombasa County dipaksa untuk menghadiri kebaktian gereja Kristen atau bila tak jadi bakal dikeluarkan, lansir WB pada Sabtu (20/6/2015).

Beberapa siswi Muslim di SMA Putri Bura menyampaikan bahwa mereka dipaksa untuk menghadiri kebaktian gereja Kristen, suatu pelanggaran atas hak konstitusional mereka untuk kebebasan melaksanakan ibadah.

Abdulswamad Nassir, seseorang anggota parlemen untuk konstituen dimana sekolah itu ada, menyampaikan ia sudah terima sebagian laporan ini dari beberapa orangtua yang berkaitan.

“Orang tua serta anak-anak sekolah sudah berkunjung ke kantor saya untuk ajukan memprotes, ” kata Nassir. “Mereka sudah menuturkan pada saya bagaimanakah mereka kehilangan hak agama mereka. ”

“Mereka menyampaikan bahwa, di sekolah, putri-putri Muslim kami dipaksa untuk menghadiri kebaktian gereja, ” lebih anggota parlemen itu.

Aden Bare Duale, pemimpin sebagian besar di majelis nasional Kenya, untuk bagiannya, sudah berjanji untuk mengangkat permasalahan ini dengan Menteri Pendidikan Jacob Kaimenyi.

“Saya bakal memberi tahu Prof. Kaimenyi perihal sangkaan itu, ” kata Duale.

“Kami bakal menyampaikan kepadanya bahwa guru itu yaitu beberapa orang yang mengakibatkan kerusakan Kenya – Negara Kenya dimana umat Islam serta Kristen, serta suku-suku dan agama-agama yang lain, menyatu, ” lebih pemimpin sebagian besar itu.

“Di Sekolah Syaikh Khalifa, tak ada siswa Kristen yang dipaksa untuk masuk masjid, ” Duale memberikan, merujuk pada suatu sekolah Muslim di pantai Kenya yang di hadiri oleh siswa Muslim serta Kristen.

Menurut laporan, ada 40 siswa Muslim yang diskors dari sekolah minggu lantas lantaran tak menghadiri kebaktian gereja Minggu.

Orangtua dari beberapa siswa yang diskors lalu berkumpul di kantor Nassir untuk ajukan pengaduan, mendorong anggota parlemen itu untuk berjanjji mengangkat permasalahan ini di parlemen.

“Saya sudah menulis petisi serta saya bakal dengan cara resmi mempresentasikannya di parlemen minggu depan, ” kata Nassir.

Larangan Hijab

Perselisihan agama di sekolah tidaklah merepakan hal baru untuk Kenya yang didominasi Kristen, dimana umat Islam terhitung cuma seputar 11 % dari populasi.

Pada bln. Maret, Dewan Imam serta Da’i mengutuk ketentuan oleh pengadilan tinggi Kenya yang melarang hijab di suatu sekolah di timur laut negara itu.

Pengadilan mengambil keputusan ketika itu bahwa kenakan kerudung di sekolah yaitu aksi “diskriminatif” serta tidak mematuhi ketentuan sekolah.

Dewan Imam serta Da’i menyikapi putusan itu dengan menyebutkan bahwa pengadilan berniat meremehkan Pasal 32 dari konstitusi, yang menyebutkan bahwa warga Kenya “tidak bakal dipaksa untuk melakukan tindakan, atau ikut serta dalam satu aksi tak apa pun, yang bertentangan dengan kepercayaan atau agama seorang. ”